Jumat, 26 Desember 2008

CPNS
















Masalah ketenagakerjaan di Indonesia tercermin atas masalah jumlah dan kualitas. Secara jumlah atau kuantitatif masalah ini ditandai dengan besarnya angka tingkat pengangguran yang diakibatkan oleh pertumbuhan angkatan kerja yang melebihi angka tersedianya atau kemampuan untuk menciptakan lapangan pekerjaan serta pola penyebaran yang tidak merata. Dan untuk menciptakan lapangan pekerjaan dengan usaha mandiri akan terbentur masalah permodalan dan masalah-masalah lainnya. Masalah kualitas berhubungan dengan SDM dari angkatan kerja, banyak sektor swasta yang membutuhkan pekerjaan dengan ketrampilan dan SDM yang berkualitas sedangkan banyak angkatan kerja yang belum berpengalaman. Fasilitas untuk meningkatkan ketrampilan kepada tenaga kerja untuk usia muda dan belum berpengalaman masih sangat rendah. Disektor swasta terdapat hubungan antara nilai tawar yang ditawarkan dengan pengalaman yang dimiliki oleh seorang pencari kerja. Atas masalah tersebut diatas mereka masuk ke CPNS karena menjadi PNS tidak membutuhkan skill khusus dan kualitas pelamarnya hanya memenuhi kebutuhan yang tersedia. Inilah yang terjadi sejak tahun 80-an hingga dua puluh tahun ke depan yang menjadi salah satu faktor mengapa CPNS menjadi pilihan bagi para pencari kerja selain faktor pensiun di masa tua dan masa depan terjamin.


Faktor-faktor di atas semakin di perparah dampak dari krisis ekonomi global dimana pemutusan hubungan kerja (PHK) adalah salah satu tindakan yang diambil oleh sektor swasta agar usahanya tetap bertahan. Sehingga mereka yang bekerja di sektor swasta merasa perlu untuk mencari lapangan pekerjaan lain yang aman dari PHK.

Siapa sih yang tidak ingin jadi PNS? Latar belakang semacam ini membuat banyak orang tua rela berbagai macam ditempuh asal anaknya jadi Pegawai Negeri Sipil. Namun untuk jadi CPNS tidak segampang apa kata orang, faktor nasib serta kemujuran seseorang juga mengambil peranan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar